"Kita pun harus yakin bahwa masalah adalah masalah 'taufiq'. Kita lihat pada 'dzikir' yang merupakan paling mudahnya ketaatan yang bisa dilakukan, tapi tidak semua orang dapat melakukannya secara terus menerus, kecuali taufiq Allah yang tercurah kepadanya." Begitulah Ustadzah mengakhiri majelis ilmunya, di pagi hari itu.
Senin, 02 Desember 2013
Pagi, Fatih dan Taufiq
"Kita pun harus yakin bahwa masalah adalah masalah 'taufiq'. Kita lihat pada 'dzikir' yang merupakan paling mudahnya ketaatan yang bisa dilakukan, tapi tidak semua orang dapat melakukannya secara terus menerus, kecuali taufiq Allah yang tercurah kepadanya." Begitulah Ustadzah mengakhiri majelis ilmunya, di pagi hari itu.
Rabu, 12 Juni 2013
Jalan Cinta
Jalan cinta ini sungguh berliku. Jalan menerjal dengan keringkihan diriku. Melupakan segala selain himmahku. Seringkali cukup utopis menjejaliku.
Langkah pasti itu seakan hanya imaji belaka. Optimis beringsut letih membersamai asa. Jejak risih saatnya dibatasi ruang geraknya. Hingga bangkit kembali bergelora.
Betapapun jalan ini berliku dan terjal. Yakin dan tawakkal pada ketentuanNya adalah cinta yang harus senantiasa dibangun dan diperjuangkan.
Rabu, 05 Juni 2013
Ibu: Rindu yang Tak Terbeli
Kamis, 11 April 2013
Terminal Pinta
"Setiap detiknya dalam dzikir. Setiap jenaknya dalam syukur dan sabar. Setiap betiknya dalam sebaik-baik penghambaan. Semoga Allah meridhoi akhirnya ridho dan surga." Gumam lisan dan hatinya pada setiap terminal pintanya.
Terminal pinta itu adalah ruang rindunya. Dimensi sunyi yang beberapa senja sangat jarang ditemuinya. Allah menyegarkan ruangnya ini dengan membentangkan kesempatan untuk membenahi.
Antara adzan dan iqomah adalah terminal pintanya. Terminal yang senantiasa memantik setiap nama yang sempat mewarnai kehidupannya. Menyulamnya dalam rajutan kebaikan yang dipintanya.
Saat sujud juga terminal pintanya. Setelah tasbih tunai dilafalkan, meminta keteguhan hati dalam tuntunan agamaNya adalah salah satu pinta yang kerap dirapalnya.
Jumat adalah terminal pinta yang cukup berwarna. Cahaya yang dijanjikan. Pesona amal yang giat digerakkan. Janji syafaat pria penuh cinta bagi shalawat dan salam yang didegupkan.
Terminal pinta yang selalu menjadi kerinduannya. Semoga Allah membimbingnya istiqomah. Menaqdirkannya meraih husnul khotimah.
Sabtu, 02 Februari 2013
Majelis Ilmu bersama Ustadz LHI
Selasa, 25 Desember 2012
Derap Kaki
Senin, 24 Desember 2012
Ibu & Pagi
Setumpuk rutinitas yang harus diselesaikan dalam sedikit waktu yang tersedia. Melawan dingin sambil menikmati pagi. Memaksa ingatannya akan sabda model utama bagi kehidupan ini. Muhammad bin Abdillah Saw. Burika li ummaty fii bukuriha. Keberkahan bagi umatku di pagi harinya. Sebuah sabda yang memberikannya semangat yang meluap untuk melewati rutinitas yang sama sebagaimana hari-hari biasa.
Tetiba ia menepikan selimutnya. Bersegera menuju dapur. Mengiris pisang. Meletakkannya di atas permukaan roti. Menaburi sedikit keju dan susu coklat. Ditutup dengan roti lain. Dipotong segitiga. Enam potong berhasil dibuatnya. Kemuadian meletakkannya di tempat pemanggang. Menunggu masak. Tangannya mengambil mushaf yang tersedia di dapur. Mengejanya. Ketenangan menyerapi ruang dirinya. Hangat pun juga memendari pembuluh darahnya.
Dua lembar berhasil dibacanya. Tidak seperti hari biasanya. Tapi cukup melahirkan energi. Semoga cukup untuk jenak pagi sampai menjelang dzuhur. Harapnya. Enam potong roti pisang dan tiga gelas juz jeruk ditata di atas meja makan.
"Samiyah, sarapan yuk!" menghentikan anaknya membaca. Samiyah menganggukkan kepala dan bersegera menuju meja makan.
"Ayah, sarapan sudah siap!" mendengar ajakan istri. Suaminya mengamini dan meninggalkan laptopnya.
Semua melingkari meja makan. Sambil menikmati sarapan yang dibuatnya bersama orang terkasihnya. Tangan kirinya sibuk menulis sisa tugas kuliahnya.
"Menulis apa, bu?" tanya Samiyah.
"Surat cinta untuk dosen" Jawabnya asal sambil melempar senyumnya ke arah suaminya.
"Dosennya laki atau perempuan, bu?" tanya suaminya.
"Kalau perempuan kenapa, kalau laki juga kenapa?" jawabnya balik bertanya.
"Ya ga apa-apa, Bu"
"Kayaknya ada yang khawatir dan cemburu ni, Bu" Timpal Samiyah cengengesan.
Wa lil haditsi baqiyah :-)