Kamis, 06 Desember 2012

Laut yang Meluap

Allah mempertemukannya saat beliau belum baligh. Ketika beliau mengembala kambing ahli Makkah. Saat itu matahari sedang asyik membakar bebatuan dan padang pasir dengan panasnya. Dua lelaki menghampirinya.

"Wahai anak kecil, perah susu untuk kami dari kambing ini, hingga dapat menghilangkan haus kami" Pinta salah satu dari keduanya. Matanya memandang keduanya, kemudian berujar: "Saya tidak akan melakukan, kambing ini bukan milik saya, saya diamanahi.

" Siapa gerangan anak kecil yang dapat mengucapkan kalimat ini. Hingga membuat wajah lelaki itu berbinar bangga.

"Tunjukkan kambing yang belum pernah dikawinkan" Pinta lelaki itu lagi. Tangannya menunjuk kambing yang kecil. Lelaki itu mendekati kambing dan merangkulnya. Mengusap tetek kambing tersebut dengan tangannya, sambil menyebut nama Allah. Terlukis senyum di wajahnya seraya berkata pada dirinya: "Sejak kapan kambing kecil dan belum pernah dikawinkan bisa ada susunya!"

Heran dengan apa yang disaksikannya. Tidak lama, mengalir dari tetek kambing itu susu. Sebuah kenyataan yang di luar nalarnya selama ini. Hingga keseluruhan atom tubuhnya ikut bergumam: "Apa yang terjadi!?" Tetek kambing itu mengembung dipenuhi dengan susu.

Berdiri lelaki yang lain mengambil batu yang cekung. Kemudian meletakkannya tepat di bawah tetek kambing tersebut. Darinya minum lelaki tersebut dengan sahabatnya. Tidak ketinggalan beliau yang menggembala ikut merasakan segarnya susu kambing gembalanya. Setelah terobati dahaganya. Lelaki pertama itu mengusap kembali tetek kambing seraya berkata: "Susutlah!" tidak lama kemudian kambing itu kembali pada keadaannya yang sedia kala.

Keheranan itu menggumpali dirinya.Mendorongnya mendekati lelaki -mubarak- itu, seraya berkata: "Ajarilah saya perkataan yang engkau katakan itu, wahai paman!" Bibir lelaki itu melengkung indah seraya berkata: "Sesungguhnya kamu seorang anak pembelajar yang mengajarkan"

Kedua lelaki itu meninggalkannya. Tapi beliau mengikuti keduanya menuju Makkah. Lelaki itu tidak lain Rasulullah Saw dan sahabatnya Abu Bakar Ra. Dan beliau sang pengembala kambing itu Abdullah bin Mas'ud. Itulah kisah awal pertemuannya dengan Rasulullah Saw.

Sebenarnya beliau telah banyak mendengar dakwah Rasulullah. Islam. Akan tetap ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Hingga tidak pernah terpikir untuk memikirkannya.

Pertemuan itu menjadi awal baginya mengenal Islam. Hingga kemudian menyatakan kemerdekaannya dari kesyirikan dan kekafiran dengan bersyahadat di hadapan Rasulullah Saw.

Walau tubuhnya ringkih. Abdullah bin Mas'ud memiliki keberanian yang tinggi. Beliau tercatat sebagai orang pertama -setelah Rasulullah- yang berani membaca Al Qur'an di hadapan kaum musyrikin Quraisy Makkah.

Beliau dididik di rumah Rasulullah sejak awal dakwah. Hingga banyak yang mengira bahwa beliau dari keluarga Rasulullah Saw, saking seringnya terlihat keluar masuk rumah Rasulullah Saw. Beliau merupakan Sahabat Nabi Saw yang memiliki banyak kemiripan dalam akhlaq dan amalannya.

Beliau mendapatkan ilmu dari mata air yang suci. Senantiasa menyetai Rasulullah Saw. Hingga kemudian menjadi salah satu guru bagi ulama kaum muslimin. Serta menjadi orang yang paling hafal Al Quran dan Sunnah Nabi Saw. Tidak berlebihan jika kemudian beliau dijuluki: "Al Bahru Al Zahir. Laut yang Meluap"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar