Pantas saja kamu cerdas. Nutrisi akal, hati dan tubuhmu nutrisi orang-orang cerdas.
Terhadap nasehat, responmu sebagaimana Handhalah, spontan menyadari dan segera memperbaiki.
Terhadap waktu, kamu layaknya Amir bin Abdi Qais, menjawab orang yang mengajaknya ngobrol dengan: "Aku mau mengobrol, jika engkau bisa menghentikan matahari dari peredarannya".
Terhadap makanan, kamu seperti Imam Muslim. Cukup kenyang dengan beberapa butir kurma.
Nyaris pesimis untuk menemukan orang-orang secerdas itu kini. Namun bertemu denganmu, optimisku tumbuh. Bahwa di jaman yang bergetahkan fitnah ini orang secerdas mereka masih ada.
Semoga Allah menjaga kekayaan terbesarmu. Kecerdasan manusia cerdas dalam memenangi hidup, dengan ketaatan kepada Pemilik dan Pengatur waktu.
Terhadap nasehat, responmu sebagaimana Handhalah, spontan menyadari dan segera memperbaiki.
Terhadap waktu, kamu layaknya Amir bin Abdi Qais, menjawab orang yang mengajaknya ngobrol dengan: "Aku mau mengobrol, jika engkau bisa menghentikan matahari dari peredarannya".
Terhadap makanan, kamu seperti Imam Muslim. Cukup kenyang dengan beberapa butir kurma.
Nyaris pesimis untuk menemukan orang-orang secerdas itu kini. Namun bertemu denganmu, optimisku tumbuh. Bahwa di jaman yang bergetahkan fitnah ini orang secerdas mereka masih ada.
Semoga Allah menjaga kekayaan terbesarmu. Kecerdasan manusia cerdas dalam memenangi hidup, dengan ketaatan kepada Pemilik dan Pengatur waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar